Selasa, 24 April 2012

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK



Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat  walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.
 Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.

Ciri-ciri gelombang elektromagnetik :
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut:
1.      Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua    medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.
2.      Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
3.      Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
4.      Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal.
5.      Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya.
Cahaya yang tampak oleh mata bukan semata jenis yang memungkinkan radiasi elektromagnetik. Pendapat James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik lain, berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata dalam dia punya panjang gelombang dan frekuensi, bisa saja ada. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat oleh Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang tampak oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian Guglielmo Marconi memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu dapat digunakan buat komunikasi tanpa kawat sehingga menjelmalah apa yang namanya radio itu. Kini, kita gunakan juga buat televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet adalah contoh-contoh dari radiasi elektromagnetik. Semuanya bisa dipelajari lewat hasil pemikiran Maxwell.

 SUMBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
1.      Osilasi listrik.
2.      Sinar matahari ® menghasilkan sinar infra merah.
3.      Lampu merkuri ® menghasilkan ultra violet.
4.      Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam ® menghasilkan sinar X (digunakan untuk rontgen).
Inti atom yang tidak stabil  menghasilkan sinar gamma.

Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik dapat diidentifikasi berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik sebagaimana gelombang radio atau sinar-X. Masing-masing memiliki penggunaan yang berbeda meskipun mereka secara fisika menggambarkan gejala yang serupa, yaitu gejala gelombang, lebih khusus lagi gelombang elektromagnetik. Mereka dibedakan berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya. Gambar berikut ini menunjukkan spektrum gelombang elektromagnetik.

Gelombang Radio
Tentu kamu sering menonton TV, mendengarkan radio, atau menggunakan ponsel untuk berkomunikasi, bukan? Nah, semua peralatan elektronik itu menggunakan gelombang radio sebagai perambatan sinyalnya.
Gelombang radio merupakan gelombang yang memiliki frekuensi paling kecil atau panjang gelombang paling panjang. Gelombang radio berada dalam rentang frekuensi yang luas meliputi beberapa Hz sampai gigahertz (GHz atau orde pangkat 9). Gelombang ini dihasilkan oleh alat-alat elektronik berupa rangkaian osilator (variasi dan gabungan dari komponen Resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C)). Oleh karena itu, gelombang radio banyak digunakan dalam sistem telekomunikasi. Siaran TV, radio, dan jaringan telepon seluler menggunakan gelombang dalam rentang gelombang radio ini.
Suatu sistem telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai pembawa sinyal informasinya pada dasarnya terdiri dari antena pemancar dan antena penerima. Sebelum dirambatkan sebagai gelombang radio, sinyal informasi dalam berbagai bentuknya (suara pada sistem radio, suara dan data pada sistem seluler, atau suara dan gambar pada sistem TV) terlebih dahulu dimodulasi. Modulasi di sini secara sederhana dinyatakan sebagai penggabungan antara getaran listrik informasi (misalnya suara pada sistem radio) dengan gelombang pembawa frekuensi radio tersebut. Penggabungan ini menghasilkan gelombang radio termodulasi. Gelombang inilah yang dirambatkan melalui ruang dari pemancar menuju penerima.
Oleh karena itu, kita mengenal adanya istilah AM dan FM. Amplitudo modulation (AM) atau modulasi amplitudo menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa berupa perubahan amplitudonya. Adapun frequency modulation (FM) atau modulasi frekuensi menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa dalam bentuk perubahan frekuensinya.
Gelombang Mikro
Pernahkah kamu mendengar tentang alat elektronik berupa oven microwave? Atau, kamu mungkin sudah pernah menggunakannya untuk memasak? Oven microwave menggunakan sifat-sifat gelombang mikro (microwave) berupa efek panas untuk memasak. Selain itu, gelombang mikro juga digunakan dalam sistem komunikasi radar dan analisis struktur atom dan molekul.
Rentang frekuensi gelombang mikro membentang dari 3 GHz hingga 300 GHz. Frekuensi sebesar ini dihasilkan dari rangkaian osilator pada alat-alat elektronik. Gelombang mikro dapat diserap oleh suatu benda dan menimbulkan efek pemanasan pada benda tersebut. Sebuah sistem pemanas berbasis microwave dapat memanfaatkan gejala ini untuk memasak benda. Sistem semacam ini digunakan dalam oven microwave yang dapat mematangkan makanan di dalamnya secara merata dan dalam waktu singkat (cepat).
Dalam suatu sistem radar, gelombang mikro dipancarkan terus menerus ke segala arah oleh pemancar. Jika ada objek yang terkena gelombang ini, sinyal akan dipantulkan oleh objek dan diterima kembali oleh penerima. Sinyal pantulan ini akan memberikan informasi bahwa ada objek yang dekat yang akan ditampilkan oleh layar radar.
Dari waktu pemancaran sinyal sampai diterima kembali oleh radar, jarak objek yang terdeteksi dapat diketahui. Tentu kamu dapat membayangkan rumus yang dapat dipakai untuk menghitung jarak ini, bukan? Ya, jarak adalah kecepatan dikali waktu, dan karena kecepatan gelombang adalah konstan, maka dengan mengetahui waktu, jarak pun dapat dihitung. Jangan lupa bahwa pembagian dengan faktor 2 diperlukan karena sinyal menempuh jarak pulang pergi. Coba kamu tuliskan rumusnya.
Sistem radar banyak dimanfaatkan oleh pesawat terbang dan kapal selam. Dengan adanya radar, pesawat terbang dan kapal selam mampu mendeteksi keberadaan objek lain yang dekat dengan mereka. Di saat cuaca buruk di mana terjadi badai dan gangguan cuaca yang dapat mengganggu pengelihatan, keberadaan radar dapat membantu navigasi pesawat terbang untuk mengetahui arah dan posisi mereka dari tempat tujuan pendaratan.
Sinar Inframerah
Bagaimana remote TV dapat digunakan untuk mematikan atau menyalakan TV? Di sini remote menggunakan pemancar dan penerima sinar inframerah. Tahukah kamu bahwa ada ponsel yang dilengkapi dengan inframerah untuk transfer data dari atau menuju ponsel?
Sinar inframerah (infrared/IR) termasuk dalam gelombang elektromagnetik dan berada dalam rentang frekuensi 300 GHz sampai 40.000 GHz (10 pangkat 13). Sinar inframerah dihasilkan oleh proses di dalam molekul dan benda panas. Telah lama diketahui bahwa benda panas akibat aktivitas (getaran) atomik dan molekuler di dalamnya dianggap memancarkan gelombang panas dalam bentuk sinar inframerah. Oleh karena itu, sinar inframerah sering disebut radiasi panas.
Foto inframerah yang bekerja berdasarkan pancaran panas suatu objek dapat digunakan untuk membuat lukisan panas dari suatu daerah atau objek. Hasil lukisan panas dapat menggambarkan daerah mana yang panas dan tidak. Suatu lukisan panas dari satu gedung dapat digunakan untuk mengetahui daerah mana dari gedung itu yang menghasilkan panas berlebihan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Dalam bidang kesehatan, pancaran panas berupa pancaran sinar inframerah dari organ-organ tubuh dapat dijadikan sebagai informasi kondisi kesehatan organ tersebut. Ini sangat bermanfaat bagi dokter dalam diagnosis dan keputusan tindakan yang sesuai buat pasien. Selain itu, pancaran panas dalam intensitas tertentu dipercaya dapat digunakan untuk proses penyembuhan penyakit seperti cacar dan encok.
hasil citra foto inframerah terhadap tubuh manusia untuk pemeriksaan kesehatan
Dalam teknologi elektronik, sinar inframerah telah lama digunakan sebagai media transfer data. Ponsel dan laptop dilengkapi dengan inframerah sebagai salah konektivitas untuk menghubungkan atau transfer data dari satu perangkat dengan perangkat lain. Fungsi inframerah pada ponsel dan laptop dijalankan melalui teknologi Irda (infra red data acquitition).
Cahaya atau sinar tampak
Dalam rentang spektrum gelombang elektromagnetik, cahaya atau sinar tampak hanya menempati pita sempit di atas sinar inframerah. Spektrum frekuensi sinar tampak berisi frekuensi dimana mata manusia peka terhadapnya. Frekuensi sinar tampak membentang antara 40.000 dan 80.000 GHz (10 pangkat 13) atau bersesuaian dengan panjang gelombang antara 380 dan 780 nm (10 pangkat -9). Cahaya yang kita rasakan sehari-hari berada dalam rentang frekuensi ini. cahaya juga dihasilkan melalui proses dalam skala atom dan molekul berupa pengaturan internal dalam konfigurasi elektron.Pembahasan tentang cahaya begitu luas dan membentuk satu disiplin ilmu fisika tersendiri, yaitu optik.
Sinar Ultraviolet
Rentang frekuensi sinar ultraviolet (ultraungu) membentang dalam kisaran 80.000 GHz sampai puluhan juta GHz (10 pangkat 17).
Sinar ultraungu atau disebut juga sinar ultraviolet datang dari matahari berupa radiasi ultraviolet memiliki energi yang cukup kuat dan dapat mengionisasi atom-atom yang berada di lapisan atmosfer. Dari proses ionisasi atom-atom tersebut dihasilkan ion-ion, yaitu atom yang bermuatan listrik. Lapisan yang terdiri dari ion-ion ini membentuk lapisan khusus dalam atmosfer yang disebut ionosfer. Lapisan ionosfer yang terisi dengan atom-atom bermuatan listrik ini dapat memantulkan gelombang elektromagnetik frekuensi rendah (berada dalam spektrum frekuensi gelombang radio medium) dan dimanfaatkan dalam transmisi radio.
Karena energinya yang cukup kuat dan sifatnya yang dapat mengionisasi bahan, sinar ultraviolet tergolong sebagai radiasi yang berbahaya bagi manusia (terutama jika terpancar dalam intensitas yang besar). Untungnya, atmosfer bumi memiliki lapisan yang dapat menahan dan menyerap radiasi ultraviolet dari matahari sehingga sinar matahari yang sampai ke bumi berada dalam taraf yang tidak berbahaya. Tentu kamu sudah tahu lapisan apakah itu? ya, lapisan ozon.
lapisan ozon di atmosfer menahan sebagian radiasi ultraviolet
Penggunaan bahan kimia baik untuk pendingin (lemari es dan AC) berupa freon maupun untuk penyemprot (parfum bentuk spray dan pilok/penyemprot cat), dapat menyebabkan kebocoran lapisan ozon. Hal ini menyebabkan sinar ultraviolet dapat menembus lapisan ozon dan sampai ke permukaan bumi, suatu hal yang sangat berbahaya buat manusia. Jika semakin banyak sinar ultraviolet yang terpapar ke permukaan bumi dan mengenai manusia, efek yang tidak diinginkan bagi manusia dan lingkungan dapat timbul.
gas untuk spray menyebabkan lubang di lapisan ozon
Kanker kulit dan penyakit gangguan penglihatan seperti katarak dapat ditimbulkan dari radiasi ultraviolet yang berlebihan. Ganggang hijau sebagai sumber makanan alami dan mata rantai pertama dalam rantai makanan dapat berkurang akibat radiasi ultraviolet ini. ini dapat mengganggu keseimbangan alam dan merupakan sesuatu yang sangat merugikan buat kehidupan makhluk hidup di Bumi.
Sinar ultraviolet juga dapat dihasilkan oleh proses internal atom dan molekul. Sinar ultraviolet juga dapat dimanfaatkan dalam proses sterilisasi makanan dimana kuman dan bakteri berbahaya di dalam makanan dapat dimatikan.
Sinar-X
Sinar-X dikenal luas dalam dunia kedokteran sebagai sinar Rontgen. Dipakai untuk memeriksa organ bagian dalam tubuh. Tulang yang retak di bagian dalam tubuh dapat terlihat menggunakan sinar-X ini.
Sinar-X berada pada rentang frekuensi 300 juta GHz (10 pangkat 17) dan 50 miliar GHz (10 pangkat 19). Penemuan sinar-X dianggap sebagai salah satu penemuan penting dalam fisika. Sinar-X ditemukan oleh ahli fisika Jerman bernama Wilhelm Rontgen saat sedang mempelajari sinar katoda. Cara paling umum untuk memproduksi sinar-X adalah melalui mekanisme yang disebut bremstrahlung atau radiasi perlambatan. Mekanisme ini yang ditempuh oleh Rontgen saat pertama kali menghasilkan sinar-X. Dalam teori radiasi gelombang elektromagnetik diketahui bahwa muatan listrik yang dipercepat (atau diperlambat) akan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Selain melalui radiasi perlambatan, sinar-X juga dihasilkan dari proses transisi internal elektron di dalam atom atau molekul.
Sinar Gamma
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi (dan karenanya juga energi) yang paling besar. Sinar gamma memiliki rentang frekuensi dari 10 pangkat 18 sampai 10 pangkat 22 Hz. Sinar gamma dihasilkan melalui proses di dalam inti atom (nuklir).
Contoh penerapan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari :
 
1.      Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.
 
2.      Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
 
3.      Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.

4.      Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-kuman penyakit kulit.

5.      Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X yang terlalu lama.
   

 KESIMPULAN :
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa begitu besar peranan gelombang elektromagnetik yang bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa kita sadari keberadaannya.
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan :
    * Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
    * Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1µeV/GHz
    * Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 µeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (? = 0,5 mm). Istilah “spektrum optik” juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 – 700 nm)[1].
Dan beberapa contoh spektrum elektromagnetik seperti :
Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan penerima gelombang.
Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk mempelajari struktur molekul
Sinar tampak
mempunyai panjang gelombang 3990 Aº – 7800 Aº.
Ultra ungu
dimanfaatkan untuk pengenalan unsur suatu bahan dengan teknik spektroskopi.

Kamis, 05 April 2012

Laporan Tugas Bahasa Jawa


LAPORAN TUGAS BAHASA JAWA
SEMESTER II
SK1 KD 1, 2, 3
 NAMA : NORMAN PRAMANA .P.
KELAS: X B
SMA MASEHI 3 PSAK SEMARANG

CERITA 1
DASAMUKA
 Mengkono lakon pakelirane Ki Bilung Sarawito kang gawe muntape penonton jalaran dianggep nyimpang saka kalumrahan. Penonton pating braok misuh-misuh, ngundamana Ki Bilung sauni-unine. Ana sing muni dhalang mendem ora ngerti pakem. Ana sing muni dhalang dhegleng, dhalang gendheng, dhalang edan njaluk disawat klethong kebo.
"Wis! Wis!"
"Ngawur! Ngawur!"
"Kukut, Lung!  Kukut, Lung!"
"Orat-arit kono gonge! Karuwan olehe kukut! Kemropok aku! nDeleng wayang ora marem malah kudu nothok dhalange!" guneme Dul Sabrang getem-getem.           Penonton maju nganseg, nyuraki dhalang saka cedhakan. Nanging Ki Bilung kaya wis tahan bantingan, kaya wis kuwat mentale ngadhepi gunem braokan kebak pamisuh lan poyokan.
Ki Bilung ucap-ucap, nyritakake lelakone Sinta nalika kadhustha dening Dasamuka ing alas Dandaka. Sinta kepranan sumurup kidang kencana akulit emas. Kidang kencana iku panjilmane Kala Marica, abdi kinasihe Dasamuka kang nindakake karti sampeka supaya Ramawijaya pethal saka garwane. Adreng pamintane Sinta marang garwane supaya  nyekel kidang kencana iku kanggo klangenan awit warnaning kulite banget endah.
Ramawijaya mbujung playune kidang kang sedhela ngilang, sedhela ngaton ing kadohan. Saka akal julige Kala Marica mengkono mau, njalari Ramawijaya saya adoh saka garwane. Dasamuka kang wis sesingidan ana ing grumbul sacedhake Sinta, wekasan bisa ndhustha Sinta.
"Gampilipun Sinta kepranan dhateng kidang akulit emas, suka pralambang bilih kodrating Sinta punika mboten benten kaliyan wanita sanesipun,  inggih wanita ingkang gampil kepranan dhateng gebyar isen-isening jagad. Mila mboten mokal sesampunipun Sinta  dhawah wonten ing panguwaosipun Dasamuka ingkang abandha-bandhu, saya dangu saya wudhar singseting kembenipun. Malah ing wekdal samangke Sinta sampun anggarbini."
Krungu antawecana Ki Bilung kaya mengkono, Dul Sabrang mbengok sora," Rusakkk...! Rusak ! Huuuuu...! Sinta kok ngono! Sinta kok geleman! Kuwi Sinta endi...,kuwi!"
"Dhalang njaluk disawat klethong tenan kok!" Jan Kempul petota-petoto.
"Lha hiya, apa wong-wong kene iki dianggep ora juntrut crita wayang, kok didoli lakon nggedhabyah kaya ngono!" Min Kombor kresah-kresuh.
"Sing nde omah kandhani. Omongi. Dhalang ora waras kok ditanggap. Pilih ngebari mBilung apa njaluk dikrutugi bata omahe!"
"Sore-sore mau critane ya kaya juntrut. mBuri-mburi kok nggleyor kaya dhalang teler. Aja-aja mBilung kuwi gek doyan ngombe?" grenenge bakul bakso karo nyerbeti mangkok.
Dul Sabrang, Jan Kempul lan Min Kombor ita-itu nemoni Suro Melik sing duwe gawe sunatan iku. Nanging Suro Melik emoh disalahake.
"Kleru yen kowe nutuh aku.  Aku dhewe malah ora ngerti  lakon-lakon wayang. Lakone wis tak bodhokake dhalange. Terserah, pokoke rame, ngono lehku njaluk sore mau."
"Ya, ramene lakon mblangkrah. Rame maneh nek omahmu dibandhemi  bata wong  akeh," semaute Jan Kempul ing mburi kelir panggonane Suro Melik nampa tamu.
"Ah, ya aja ngono. Ngono kuwi jenenge rak arep ngrusak aku."
"Mulane, dhalang mBilung kuwi konen leren yen ora bisa ndhalang sing bener," guneme Dul Sabrang.
"Sik ta, aku tak melu omong. Sing sareh atine, aja padha kemrungsung," wong tuwa aran  Darmo Dipo kumecap nengahi.
Ing sisihe swara gamelan ngungkung, swarane penonton isih pating brengok. Mbilung...! mBilung...! mBilung...! Sarawito!  mBilung...! mBilung....! mBilung....! Sarawito! Saben jeneng Bilung diucapake kaping telu sarana bebarengan, banjur diselani jeneng Sarawito kang uga diucapake bareng-bareng. Mengkono diucapake marambah-rambah njalari penonton ngguyu ger-geran.
Suro Melik njawil nom-noman supaya ngladekake wedang telung gelas. Dul Sabrang sakanca gelem dilungguhake. Darmo Dipo nerusake rembuge, "Kowe kabeh iki, semono uga aku,  mung wong nonton. Bedane, olehku nonton ing njero karo jagong. Wong nonton iku, yen seneng marang tontonan sing lagi ditonton, enggone nonton bisa diterusake. Nanging yen ora seneng, tinggalen mulih wae supaya gelamu ilang."
"Wong mpun kadhung sumerep lakon mblangkrah, dugiya nggriya nggih tetep mangkel, mBah," wangsulane Dul Sabrang nglungani, ora kena dicandhet supaya ngenteni metune wedang.
Jan Kempul lan Min Kombor nututi Dul Sabrang kang wis lungguh jengkeng ing ngarepe panjak kenong. Pitakoine Dul Sabrang marang panjak kenong, lakon kang dijereng dhalang mengkono iku nganggo dhasar pakem saka ngendi?
Merga Dul Sabrang sakanca kresah-kresuh terus, panjak kenong kang mapan ana ing sacedhake kothak wayang iku akhire kumecap," Ah, niku sanese  karepe pak dhalang  piyambak kok, Mas. Niku rak merga Dasamukane sing mbrengkele, mboten purun dikawonaken."
"Ckk, kok modhel. Dhalang kok kawon kalih wayang. Kula taken saestu," pandhesege Dul Sabrang adreng.
Panjak kenong banjur ngandhakake yen wayang Dasamuka iku digawe saka kulite bromocorah kang mati dikroyok massa ing pinggir kali Lawas. Saka bangeting kemropoke sing padha ngroyok, kaya durung lega mateni, kulite dibeset pisan. Kulite ditemu wong sing gawene yasa wayang kulit, banjur ditatah dadi Dasamuka kuwi.
Sing dikandhani kaget pating pendongong, banjur padha nyawangi saparipolahe dhalang. Panjak kenong nindakake pakaryane nabuh. Sasuwuke gendhing, Min Kombor kumecap," Eh, malati napa ngoten, wayang niku."
"Pripun angsale mastani wong nyatane saged mengaruhi dhalang."
"Mengaruhi pripun?"
"Wayahe Dasamuka kawon, pak dhalang kados kesurupan, ngantos lakune crita kwalik-kwalik kados ngoten niku."
"Wayang  saged  mbentokaken  dhalang ngoten kok taksih diengge ta?  Kok mboten diselehake mawon." grenenge Dul Sabrang.
"Niki wau sedaya pengrawit nggih kaget. Nanging pak dhalang mpun kebacut mbandhang, mboten kenging dielikaken. mPun mboten karepe piyambak.  Akhire sedaya pengrawit nggih  lajeng mendel,  butuhe terus  nabuhi ngoten mawon."
"Niku wayang pundi ta?  Napa betane dhalang?":
"Niku napa sing gadhah. Rasukan lorek niku," wangsulane panjak kenong karo nudingake tabuh kenong menyang arahing klambi lorek kang lungguh ing sacedhake panjak gender.
Dul sabrang sakancane ibut ngandhakake critane panjak kenong marang penonton. Saka cepete rembug gethok tular, penonton dadi ngerti yen lakon  kang dianggep nyimpang saka kalumrahan iku ora saka lupute dhalang. Swara braokane penonton dadi sirep. Ombyake penonton saya ngangseg bareng wayang  Dasamuka diwetokake maneh. Penonton butuh nyawangi Dasamuka saka cedhakan.
Dasamuka ngguyu ngakak karo nebah dhadha," Ha ha ha ha !  Ya bandhaku!  Ya donyaku!  Marem atiku, Mannn...!  Lega penggalihe pun Rama, Jitttt...!  Ramawijaya modar!   Anoman bangka!"
"Senaosa Ramawijaya saha Anoman taksih gesang keplajeng wonten ing wana, nanging sampun pepes, sampun risak kekiyatanipun. Kasembadaning anak  Prabu angrengkuh Sinta minangka tandha yekti bilih mboten wonten sedya ingkang nglengkara kagayuh menggahing anak Prabu," wuwuse patih Prahastha kang kapernah bapa pamane.
"Nggih, leres, ndika, Man. Sareng Sinta kelampahan dados bojo kula, hmmmm...., jagad iki katone saya padhang gumrining  kebak kanikmataning urip. Rak ya ngono ta, ndhuk, Sinta?"
"Kasinggihan. Kula namung ndherek sakersa Paduka."
"Rama Dewaji malah saged nyuwak cariyos lami  ingkang nyariyosaken bilih negari Alengka rebah risak. Mangka nyatanipun mboten. Tembok Alengka mboten gempal, mboten gempil. Rama Dewaji taksih meger-meger ngembat pusaraning praja, mboten gugur kasambuting jurit  kados ungelipun pustaka saratanipun pujangga Walmiki," panyelane Indrajit.
"Iku rak dongeng saka mblakraking angen-angene  Walmiki. Mula sengitku marang Walmiki kepati-pati. Walmiki pancen bangsat keparat, banget anggone ngasorake kawibawaningsun.  Umpama menus Walmiki iku isih urip, o...,mesthi tak tugel gulune. Mula Jit, rungok-rungokna, tiling-tilingna..."
"Nggih, kadospundi?"
"Sapa wae, ora perduli Mantri  Bupati  manggalaning praja, yen ana sing ngurip-urip dongenge Walmiki, patenana!"
"Nggih."
"Dhalang-dhalang, yen ana sing nggelar lakon kaya dongenge Walmiki, patenana pisan!"
"Nggih."
"Majalah-majalah, yen ana sing ngemot crita kaya dongenge Walmiki, rangketen redakturre!"
"mBoten dipun pejahi?"
"Pateni!"
Wataking Dasamuka kang brangasan sawenang-wenang mengkono iku gawe sengite penonton. Satemah ana kang nylemong kebak pangigit-igit, yen wayang Dasamuka iku antuk dituku, arep diremuk nganti ajur. Rembug mengkono iku cepet ditanggapi gethok rambat satemah kabeh penonton lan bakul-bakul padha sayuk nyawiji, gelem urunan wragad yen wayang siji kuwi oleh dilironi dhuwit.
Dul Sabrang dietutake sawetara penonton banjur nyaketi panjak kenong. Kajat niyate masyarakat penonton dikandhakake supaya diterusake menyang sing duwe wayang.
Sing duwe wayang ora kabotan wayange dituku."Kula culke, janji purun kalih atus ewu rupiyah."
"Pinten-pinten purun. Nanging anu...,menawi sampun tancep kayon, kula sedaya niki mpun mboten butuh," guneme Dul Sabrang.
"Nggih, gampil."
Wayahe wis nyedhaki gagat raina, tandange sawetara wong sing makili penonton dadi sarwa cepet. Gage enggone ngubengake baskom, lengser, panci utawa apa wae sing kena kanggo wadhah nampani dhuwit. Akeh sing mung urun Rp 25,00 utawa Rp 50,00. mBah Grontol, bakul grontol sing enggone dodol direwangi kadhemen sendhen pager mung antuk bathi Rp 450,00,  eklas urun Rp 75,00.
"Aku ya mangkel, Le, satriya apik-apik nglabuhi bener kok padha kalah," guneme mbah Grontol.
"Eh,  mbah Grontol thik  ngerti satriya, " tumanggape sing ngathungake baskom, nampani dhuwit lawen telung iji.
"Lho, ngerti, Le, aku. Saka kulinaku dodol ing wayangan, njalari aku apal lakon-lakon wayang. Sing ora ngerti ki rak cah-cah nom kuwi, senengane ndhangdhut."
"Eh , mbah Grontol thik isa ngritik."
Merga Ki Bilung wis dirembugi sing duwe wayang, Ki Bilung api-api ora weruh kalane tangane Dul Sabrang njabut Dasamuka iku. Penonton keplok mawurahan, banjur gemrudug suk-sukan ngetutake Dul Sabrang menyang tengah latar wayah srengenge  rantak-rantak.
Dening Dul Sabrang,  Dasamuka  iku terus disawatake mendhuwur. Kabeh penonton padha ndhangak pating braok, tangane padha ngracung. Tibane Dasamuka tinampan rasa pangigit-igit. Dasamuka kang ngudi kamelikan, pakareman, kanikmatan, kamukten lan kawibawan, ajur dirusak rame-rame. Dieneng-eneng, ditarik-tarik ngiwa nengen. Diuntir, diprekes, dikeplek-keplekake, ditekuk-tekuk nganti tangane putung kabeh. Senajan rupane wis ora rupa wayang, ewa semono isih digejugi, banjur dipetelake ing ndhut-ndhutan gupakan kebo.
Swara  gumerahe penonton ngalahake ramene gendhing Ayak-ayak  Pamungkas, tandha tancep kayon. Darmo Dipo kang jagong ngebyar lagi metu saka omahe Suro Melik sawuse nyeselake amplop  buwuhan menyang  sak klambine  sing duwe gawe.
Weruh Dul Sabrang isih dikupeng sawetara penonton ing ratan ngarepan, Darmo Dipo kumecap," Piye? Wis padha marem?"
"Plong!"
KI BILUNG SARAWITO, dhalang nylelek saka tlatah Bojonegoro, ndhalang maneh ing wewengkon kono. Lakone padha persis kaya nalika mayang ing omahe Suro Melik. Penonton akeh sing ambrol mulih, wegah ndeleng lakon sing  dianggep mblangkrah. Dul Sabrang unuk-unuk nglabrak panjak kenong.
"Niki mesthi mpun kethikan kalih sing gadhah wayang, kajenge Dasamuka niku ditumbas malih. Nggih ta?!"
"Lho,,lho..., sampeyan niku dados tiyang kok mboten sabaran. Kulite bromocorah sing  kula kandhakake nika, dados Dasamuka kalih."
"Ahhh..., sampeyan mpun ngarang crita!"
"Sing sampeyan njabut nika rak Dasamuka wanda begal. Sing niki Dasamuka wanda bugis. Wandane wayang niku rupi-rupi. Mang setitekaken, wandane rak benten."
"Wong kok arep diapusi melek-melekan. Cekake kula mboten ngandel!"
Merga dianggep nggaggu pakaryane pengrawit, ana Hansip sing terus nggeret Dul Sabrang diajak nyingkrih. Sing digeret mogok karo isih ngempo-ngempo. Dul Sabrang lagi gelem mundur sawuse dijawil Darmo Dipo, tokoh masyarakat kang banget disungkani dening wong desa kono.
Dul Sabrang diajak menyang panggonane bakul wedang, banjur digunemi," Marem iku pancen larang regane. Regane sok ora kubuk karo pikolehe kemareman sing ora langgeng. Marem, bungah, susah , mangkel, cuwa lan muring iku, wis dadi pirantine urip. Maremmu ilang, saiki kowe mangkel maneh, muring maneh  bareng weruh Dasamuka isih ana."
"Nanging niku genah akal-akalan."
"Embuh mung saka akale dhalang  njarag gawe lakon kaya ngono, embuh pancen dhalange sing kesurupan tenan, aku ora bisa ngarani. Sing genah, kowe sakancamu ora bisa ngilangi Dasamuka, jalaran Dasamuka iku wis dadi isen-isene wayang. . Wayang sakothak yen ora ana  Dasamukane jenenge  ora  komplit."
"Lho, nggih, kula ngertos. Ning Dasamuka niku kudune rak kawon nek nurut pakem. Pakem wis apik-apik kok dirusak," wangsulane Dul Sabrang karo ngiling wedang  panas ing lepek.
"Pakeme ora apa-apa. Ora rusak, ora suwek. Kowe weruh ngono wae kok wis kemrungsung, nganti Suro Melik sing ora weruh jawane arep kokamuk. Mangka ing urip saben dina iki, apa ya wis apik nurut pakem?  Nyatane  pakem disampar, disandhung, diteraki ngalor ngidul."
Dul Sabrang ora wangsulan. Sing keprungu nywara banter, guyu ngakake Dasamuka ing pakeliran kang mung diadhep Indrajit.
"Ha ha ha ha ha....! Ya bandhaku! Ya donyaku! Jit, anakku Nanggggg...."
"Nggih,  kadospundi Rama Dewaji?"
"Kowe warisku ya, Nang.  Kowe sing tak gadhang nglintir keprabone pun rama. Nanging kowe aja kesusu, jalaran manut petungku, isih perlu ngenti mangsakala kang becik."
Indrajit sumanggem.
Saka bungahe, Indrajit banjur ngambung dlamakane Ramane kaping  pitu.
(Kepacak ing majalah Jaya Baya, No. 19, tgl 5 Januari 1992 )


CERITA 2

KACILAKAN
AWUSE seminggu Eni nglayap katut tilas pacare biyen, tekan omah sawuse mulih, nemoni omahe sing suwung. Tanggane ngandhakake yen Harso, sisihane, wis rong dina ing rumah sakit saka kacilakan, nabrak treg mandheg nalika numpak sepedha montor.
Eni kaget, unjal ambegan karo ngebrukake awake ing kursi teras. Ora bisa mlebu omah awit omahe kuncen. Eni thenger-thenger, ngrumangsani lupute, mbedhal-mbedhal nuruti seneng.
Saiki nggagas-nggagas, enggone sing lanang nganti nabrag treg bisa uga saka bingung lan nelangsane mikirake lungane sisihane sing mentala slingkuh.
Ngertine sing lanang saka SMS romantis sing ditampa ing HP-ne Eni, sisihane. Iku sing dadi tukar nganti Eni sing emoh disujanani, kumecap,
"Tembang ora-ora mbokarani, ya ditenani pisan, karuwan!" Tembunge Eni ora mung ngancam, nanging lunga temenan nganti seminggu, lagi mulih.
Dhasare, sajrone omah-omah wis 20 taun suwene, Eni sing kaya nguwasani sing lanang.
Mula Eni wani nekat ninggalake omah kejaba pancen isih duwe rasa tresna marang tilas pacare biyen, wong Tuban.
Seminggu ing Tuban, nguja kesenengan, ngesok katresnan, ente-entekane mlayu keterak obrakan saka anane Operasi Gabungan kanggo nertibake hotel-hotel.
Eni lan tilas pacare slamet mlumpat cendhela, senajan kepeksa ninggal sawetara barange ing kamar.
Eni terus nggeblas mulih numpak bis. Tekan omah, nemoni kahanane sing lanang athang-athang ing rumah sakit, sirahe tatu, diperban.
Saka keterangane dokter, sisihane sing lagi turu iku ngalami amnesia, hilang ingatan, durung kena diajak ngomong.
Selagine Titis, anak mbarepe sing nunggoni bapake, saka clereting mripate sajak ora seneng nyawang ibune. Mula Eni anane mung kudu nangis, nangisi enggone mung mburu seneng, sing mung getun keduwung oleh-olehane.
"Ibu sing luput, Tis," tembunge karo nyeka eluhe sing kekembeng.
"Bapak sing luput, ana treg mandheg, ditabrak " wangsulane Titis anak mbarepe sing uwis SMA.
Senajan tembunge Titis kaya mengkono, kaya ngluputake bapake sing kurang waspada ing ndalan, nanging saka gregeling tembunge Titis sing atos, ibune krasa yen ing satemene Titis ngluputake ibune.
"Terus sapa sing nunggoni, yen esuk, yen kowe sekolah?" pitakone Eni sawetara candhake.
"Bapak hilang ingatan. Ora ana sing nunggoni ya ora apa-apa, ya ora nelangsa, wong ora eling apa-apa, wangsulane Titis saya tambah ndhodhog dhadhane ibune."
Saumpama ibu ora mulih, ora nunggoni, ya ora apa-apa, wong hilang ingatan.
Karo aku ya lali yen aku iki anake. Takjak rembugan, malah takon, kowe ki sapa?. Bar kuwi aku dipenging dhokter ra oleh ngajak omong."
Lagi kena diajak omong sawetara dina candhake sawuse saka sethithik bisa kelingan marang sakabehe. Bisa kelingan pegaweyane, anake-anake, sedulur-sedulure lan kanca-tepungane sing padha bezuk.
Kejaba marang Eni, sisihane, babar pisan ora kelingan yen iku sisihane. Sing dielingi, Eni iku kancane sekolah ing SMA I Bojonegoro. Pancen bener tilas kancane sekolah. Nanging kaya ora masuk akal yen lali iku sisihane.
Dhokter ora bisa aweh katrangan kepiye kok bisa mengkono. Inilah yang sulit dijelaskan, bagaimana menjelaskannya, semambunge dhokter sing uga ora ngerti. Uga sawuse kelilan mulih sawuse sewulan dirawat, Harso meksa ora kelingan yen Eni iku ibune Titis.
"Ibuku rak ya iki ta, Pak?" tembunge Titis.
"Ibumu lunga, ora neng omah."
"Ibuku wis mulih, Pak. Yaiki, ibuku."
"Dudu. Iki mbak Eni, kancane sekolah bapak biyen."
"Yen ngono, ya uwis, ra sah diarep-arep mulihe. Goleka bojo maneh, karo aku," semaute Eni.
Harso sing maune ndongong, mesem ampang karo ngusir Eni metu saka kamare awit Harso butuh salin klambi. Uga nalika weruh Eni masak ing pawon, Harso menging, ora perlu rewang masak.
"Ben dimasak Titis, ngko awan, yen bocahe mulih sekolah."
"Titis ki rak ya anakku, ya anakmu. Aku bojomu. Kok bojo ra oleh masak. Eling-eling ta, aku ki sapa?"
"Aku arep metu. Lawange arep tak kunci."
"Eling anake kok ora eling ibune. Ya aneh," grenenge Eni panggah ora bisa mikir kok sing lanang kebacut kaya mengkono.
Merga sing lanang isih ngadeg ing lawang ngarep, ngenteni metune dheweke, kepeksa Eni nuruti metu. Lagi ing sateruse : ceklek...,
Harso ngunci lawang lan nyetarter sepedha montore.
Eluhe Eni saya deres, ora kena diampet. Kelingan nalika mulih, uga lungguh ing kursi teras iku, sing saiki dilungguhi. Lawange uga kemunci, kaya kuwi.*
BERITA 1              

Kiai se-Jawa Madura Nyuwun Pembubaran Ahmadiyah

PASURUAN - Halaqah Majelis Silahturrahmi Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (MSP3I) se-Jawa lan Madura nyuwun dateng pamarentah supados enggal mbubaraken Jemaat Ahmadiyah.

Majelis alim ulama ugi ndawuhaken supados ngendek sedoyo mawon kegiatan lan penyebran kegiatan Ahmadiyah.

"kangge nyegah kedadosan kekerasan lan njagi keamanan negari, majelis silahturrahmi kyai nyuwun dateng pemerintah mbubaraken Ahmadiyah .pangandikanipun , KH Fachurrozi, Ketua MSP3I Jatim ingkang ugi pengasuh Ponpes An Nur, Bululawang Malang, Jumat (11/2/2011).

Halaqah alim ulama di Ponpes Sidogiri, Kraton Kabupaten Pasuruan, kolo wingi, ugi nyuwun dateng pemerintah supados SKB TigoMenteri No 3 tahun 2008 dados Undang-undang pelarangan ajaran Ahmadiyah. dateng masyarakat, dipun imbau supados mboten gampil dipun provokasi kawontenan puniko terutami masalah sara.

Halaqah poro sesepuh Ponpes niki dipun dugeni 130 ulama lan kyai khos. antawisipun KH Abdullah Faqih (Langitan Tuban), KH Achmad Subadar (Pasuruan/Rais Syuriah PBNU), KH Nawawi Abdul Djalil (Sidogiri, Pasuruan), KH Miftahul Ahyar (Rais Syuriah PWNU Jatim), KH Abdussomad Bukhari (Ketua MUI Jatim), KH Pangadilan Daulay (MSP3I Jakarta), KH Fuad Nurhasan, KH Bachruddin Thayyib (Pasuruan), KH Fachri Abdullah Sachal (Bangkalan).

Serat rekomedasi poro alim ulama niku wau ajeng dipun kintun dumateng Presiden lan DPR/MPR. Poro ulama ugi gadah pangarep-arep supados pamarentah enggal kemawon mbubaraken jemaat ahmadiyah ingkng sampun nyesataken puniko.Ketua MUI Jatim, KH Abdussomad Bukhari ugi mratelaaken , intinipun masalah kolo wau inggih saking ajaran ahmadiyah ingkang sesat lan mboten dipun larang kalian pemerintah.
BERITA 2
Saparan Bekakak
 [Sleman] Upacara Adat Saparan Bekakak ajeg dipun adani saben wulan Sapar dening warga Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Upacara kasebat tansah narik kawigatosanipun warga, wondene ancasipun kangge nglestantunaken kagunan budaya.
Pucaking Upacara Adat Saparan Ing Desa Ambarketawang, kanthi mragad bekakak ing Gunung Gamping. Bekakak dipun damel saking glepung ketan lan juruh, ingkang gatranipun memper sepasang panganten. Saderengipun dipun pragad, bekakak dipun kirab saking Lapangan Ambarketawang tumuju Gunung Gamping. Maneka uba rampe dipun kirab dening bregada prajurit, lan dipun regengaken kagunan seni tradisional, gunungan wulu wedaling bumi lan kalih raseksa. Warga katingal jejel riyel ningali lampahing kirab.
Kepala Urusan Perencanaan Desa Ambarketawang ingkang ugi minangka Sekretaris Panitia Saparan Bekakak, Agung Subeno, mratelakaken, Upacara Adat Saparan Bekakak ing Ambarketawang, ancasipun kangge ngemut emut labuh labetipun Ki Wirosuto satunggaling abdi dalem Kraton Kasultanan Ngayogyakarta nalika jamanipun Sultan Hamengku Buwana Kapisan, ingkang seda ing Gunung Gamping. Wondene samangke ancasing upacara kangge ngleluri kagunan budaya lan nggrengsengaken jagading pariwisata.
Agung Subeno mratelakaken, rerangkening Upacara Adat Saparan Bekakak tansah dipun larasaken kaliyan majenging jaman, supados narik kawigatosanipun wisatawan.



CERPEN 1
"PETENG"
Gegadhangan, gegayuhan, kekudangan, gegancangan, kekarepan iku kabeh hamung wujud panyuwune jalma manungsa. Rikala ati ing sajroning ragane manungsa nembe nggrantes, perih utawa nelangsa, lumrah yen luh kang tumetes saka netra kiwa apa dene tengen, kasuntak byah bebasan megung ing bumi. Kosok baline kalamangsane pinaringan rejeki utawa kabungahan kang mbanyu mili, wus jamake girang gumuyune para manungsa sinandhing ana ing kahanan alam donya iki.
Hamung wewayangan bebasane, manungsa tinitah lumaku lan jumangkah amarga ana kang nggarisake. Jiwa ragane manungsa kagiring uga kaobahake dening kang hakarya jagat. Dhokter umpamane kang kawentar pinunjul ngrukti lan mbagasake lelara, tangeh lamun nguripake jalma kang wus tilar donya.
Ing ndhuwur mau jlentrehan wiwitaning aturku. Pangemut babagan kasunyatan anane Pangeran kang nguwasani jagad saisine, yaiku Allah SWT.
Anggonku bebrayan wus nora kena kawastanan saumur jagung, amarga wus pat belas taun. Ing semono taun, tangising jabang bayi rina klawan wengi tansah kaimpi-impi kaantu-antu, mbesuk kapan bisa mecah sepining atiku sakloron, aku lan bojoku. Setaun yen anane dina 365, wus bisa kaetung sepira dawane dina-dinaku ngetutake lurung-lurunging lelakon anggonku urip. Ing semono taun iku, kalamangsane katiban bungah amarga katone bisa reruntungan ngalor ngidul memantenan, amarga durung digondheli buntut. Ananging kang nora kena kapaido, mesthine uga nora luput saka rintiping coban lan godha, wiwit saka cilik utawa pacoban entheng nganti wujud prahara bebasan katerak angin lesus.
Ngenani babagan kahanan uripku kang bisa dak cuplikake, menawa bab pasinaon kaya-kayane aku lan sisihanku nora kebangetan anggone ketinggalan. Ala-ala senadyan rampung rada sauntara, aku kasil lulus kanthi titel sarjana S1. Apa maneh sisihanku luwih komplet, anggone klumpuk-klumpuk kulakan titel, S1, akta IV, uga S2. Dheweke uga kena sinebut pinter, pethel uga trengginas anggone tumandang samubarange tansah cukat.
Ngenani dedeg piyadeg, nora amarga mbiji luwih marang awake dhewe, nanging ya rada mrina yen diwastani ala. Kinanthi sangu pasinaon kang cukup, lumrahe nora kabingungan menawa ngadhepi urip. Ananging kasunyatane urip mono dudu ilmu matematika, yen loro tambah loro gunggunge papat. Urip sawijining ilmu kang nora bakal kena kaduga, nora kena kajlentrehake, nora kena katebak babagan pungkasane crita. Crita kang kawiwitan bungah, ing madya isih pinaringan bungah, ing pungkasan bisa wae kadunungan nelangsa.
Bali maneh ngenani aturku, 14 taun wareg anggonku kesondhang-kesandhung, niba-nangi nglakoni critaning urip, dumadakan nora kanyana-nyana bebasan ketiban ndaru, sisihanku katiti dening dhokter positif ngandhut. Byuh… mbuncah anggonku nampa bebungah, byuh… makcles garinging telak katetes banyu saclegukan, byuh… mongkog, bombong lan sapiturute tembung kang nuduhake kabungahan atiku sakloron. ”Harus istirahat total ya, bed rest…!” ngendikane dhokter, banget anggone wanti-wanti.
”Ya dokter, kami pasti akan patuhi anjuran dokter…” rebutan anggonku sumaur.
Bakal jabang bayi iku kaya dene emas gedhe kang sumimpen ing wetenge bojoku. Emas gedhe kang kudu jinaga ngati-ati ing wiwit byar padhang nganti tumekaning ngeremake netra.
Saben menit bojoku ngelus-elus wetenge, sinambi ndremimil kayadene lagi ngejak rerembugan karo bakal anake, ”Dhik, aja nakal ya, kok mancal-mancal ta…? Apa selak kepingin ketemu karo Pake Buke…?”
Sesasi, rong sasi nganti nem sasi, dhokter ndhawuhi bed rest, dak estokake… manut. Pokoke manut lan manut. Aku kang kudu leladi. Tangi kudu nangekake, mlaku kudu alon-alon anggone jumangkah kapapah. Cekake samubarang kudu diati-ati, banget anggone ngati-ati, kabeh kaluwarga ngesokake sih katresnan.
Ngancik pitu, netepi adat Jawa, dileksanani tasyakuran mitoni. Tansaya tambah cedhak pangantu-antuning pepinginan momong anak bakal kelakon.
”Mas, yen wus titi wancine diparengake dening dhokter, aku njaluk operasi caesar wae ya, amarga ngelingi umurku sing ora enom maneh. Dhoktere sing wis sepuh, sing pengalamane wis akeh ya Mas…,” panjaluke bojoku.
”Iya, wis mantebmu dhokter sing endi aku manut,” cekake sarwa iya, sarwa manut.
Ngancik umur wolu anggone bojoku nggarbini, tansaya sumringah nglakoni dina-dinaku. Apa maneh calon eyang-eyange, ya eyang saka aku uga saka bojoku wus padha katon bungahe, anggone ngantu-antu jumedhule bakal wayahe.
Nyuwun pirsa marang dhokter, yen pengin nglairake normal tanggale udakara tanggal 25 Maret. Ananging gandheng aku sakloron nduwe panjaluk bakal operasi caesar, dhokter mertikelake bisa kaleksanan milih kawiwitan tanggal 11 Maret. Mathuk, operasi katentokake ing tanggal 11 Maret. Mula wiwit mlebu sasi kasanga, tambah kerep anggone konsultasi lan priksa menyang dokter. Rong minggu sepisan sanja priksa dhokter.
Tanggal 4 Maret kadhawuhan priksa. Asile priksan dening dhokter samubarange katiti becik, normal, bobote bayine ing sajroning kandhungan wis kena diarani cukup, normal.
”Tanggal 10 Maret priksa lagi ya, cek darah dan jantung,” dhoktere ngendika.
”Ya dokter,” aku sakloron rebutan sumaur maneh.
Tanggal 10 Maret, aku tangi esuk-esuk umun-umun udakara jam papatan. Jam lima bojoku dak gugah saperlu kareben cepak-cepak. Rada sauntara anggonku siap-siap, jam enem sida budhal menyang ndhokteran. Jam pitu tumeka ing ndhokteran, banjur ndaptarake cek laborat karo cek jantung. Asile kabeh normal apik nora nana kang kudu di was sumelangi. Sawise perabot lapuran cek darah karo jantung rampung, aku sakloron leren leyeh-leyeh nyranti rawuhe dhokter kandungan.
Nyantri sauntara, udakara jam 10 dhoktere rawuh, tekan wanci giliranku karo bojoku tinimbalan mlebu kamar priksan.
”Selamat pagi dokter…” aku sakloron aruh-aruh dhoktere.
”Pagi silakan… besok pagi jadi operasi ya? Jam berapa… 11?”
”Terserah dokter saja, silakan jam berapa dokter…”
”Ini darah bagus, tidak perlu ditransfusi, jantung juga bagus… ayo kita lihat di USG,” dhoktere ndhawuhi bojoku munggah bed saperlu niti pirsa kahanan kandhungan.
Wetenge bojoku wiwit diolesi krim mbuh apa jenenge aku ora weruh, sawise rata banjur ditutul-tutul nganggo alate.
Dumadakan raine dhokter katon pucet, getihe kaya mandheg.
”Lho kok tidak ada denyut jantung…” Dheg, mak jenggirat aku njumbul. Kringet adhem wiwit tumetes.
Dhoktere katon tansaya tambah bingung, lan pungkasane, ”Bayinya meninggal…!”
Glaaaarrrr…. Dumadakan peteng, peteng langite, peteng panyawangku, kabeh peteng ndhedhet… lelimengan.

CERPEN 2
"SUPOYO NGIRIT"
Glendhoh, wong sugih sing kondhang medhit ing salah sijining kampung pinggiran ing Kutha Solo saiki kerep nesu karo rewange sing jenenge Klithuk. Prekarane sajane amung sepele. Yakuwi prekara sogok untuk sing kanggo ngilangi sliliden ing untu sawuse rampung mangan.Dina kuwi kaya biasane, Glendhoh muring-muring amarga meruhi sogok untuk sak wadhah sing lagi esuk mau dituku ing supermarket wus entek gusis, amung kari wadhahe.Glendhoh: Thuk…Klithuk. Mrenea!!
Klithuk: Wonten dhawuh punapa juragan.Gledhoh: Karepmu kuwi kepriye ta! Yen tak kandhani mbok rungokake apa ora ta??
Klithuk: Lhah…wonten punapa nggih? Kula kok mboten sumerep.
Glendhoh: Kowe ki pancen seneng gawe aku nesu. Coba eling-elingen. Aku wus kaping pira ngandhani kowe, supaya ngirit nalika nganggo sogok untuk. Saben-saben mesthi mbok entekke. Sajane caramu nganggo kuwi piye ta??
Klithuk: Ooo..nuwun sewu juragan. Makaten, untu kula punika nembe sakit. Wonten ingkang krowok. Saben bibar nedha, mesthi kathah ingkang nyangkut. Mila, kula kathah ngangge sogok untuk lan sasampunipun inggih kula buwang, Ngertos-ngertos isinipun sampun telas.
Glendhoh:Ning caramu ya aja ngono kuwi. Marai boros, ngerti po ra??
Klithuk: Inggih juragan, kula janji mboten nelasaken sogok untu malih.
Liya dina, Glendhoh sing lagi wae mulih saka kantor lan mlebu ruang tamu meruhi wadhah sogok untune isih apik. Disawang tenanan, isine ya isih akeh, ora kaya adate. Glendhoh banjur jupuk siji lan dianggo cuthik-cuthik untune.
Klithuk: Sugeng rawuh juragan.
Glendhoh: Eh Thuk. Aku seneng meruhi kahanan iki. Saiki kowe pinter dikandhani lan nurut omonganku. Sogok untune isih akeh. Kayane kowe wus bisa ngirit anggone nganggo sogok untu. Ora kaya sing mbiyen-mbiyen. Apa untumu wus mari? Ora krowok maneh?
Klithuk: Mboten juragan. Untu kula taksih krowok.
Glendhoh: Lhah? Dadine kowe ya isih prelu sogok untu? Terus, seprene iki nganggo apa? Kok sogok untuk ing meja adate tak sawang isih wutuh?
Klithuk: Nggih taksih ngangge punika juragan. Namung sasampunipun ngangge kula wangsulaken malih wonten wadhah. Supados ngirit.
Glendhoh: Lhah?? Dadine sing tak anggo iki sisamu??